“… dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, …”
(Kisah Para Rasul 2:3-4; Alkitab TB, © 1974 LAI)
Kata Pentakosta merupakan kata Yunani yang berarti lima puluh. Istilah ini dikaitkan dengan perayaan panen di kalangan orang Israel. Alkitab Perjanjian Lama tidak menyebutkan nama untuk perayaan ini. Nama Pentakosta justru diperkenalkan dalam Perjanjian Baru; hanya tiga kali disebut (Kis. 2:1; 20:16 dan I Kor. 16:8).
Bagi umat Israel perayaan Pentakosta merupakan salah satu dari tiga hari raya besar mereka. Pada awalnya perayaan ini merupakan pesta panen gandum (band. Kel. 34:22). Di kemudian hari pesta perayaan ini dilaksanakan pada hari kelimapuluh setelah perayaan Paskah (Im. 23:9-14). Namun sejak abad ke-2 Pentakosta dihubungkan dengan peringatan pemberian Hukum Tuhan di Sinai yang terjadi setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir (Ul. 16:12), walaupun hal ini dirasakan kurang tepat (lih. Kel.19.1).
Dalam Kis. 2:1 tertulis bahwa pencurahan Roh Kudus atas para rasul dan pengikut Yesus terjadi bersamaan dengan perayaan Pentakosta di Yerusalem. Peristiwa pencurahan Roh Kudus merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus di malam perjamuan, yaitu bahwa Roh Kudus akan menyertai mereka. Kehadiran Roh Kudus memampukan para pengikut Yesus menyebarkan Injil ke segala bangsa sebagaimana perintah Tuhan Yesus sebelum peristiwa kenaikan-Nya (lih. Kis. 1:8).
Dengan demikian perayaan ‘hari kelimapuluh’ memiliki makna yang baru bagi setiap pengikut Kristus. Perayaan tersebut tidak lagi dikaitkan dengan perayaan syukur panen, melainkan peringatan kehadiran Roh Kudus bagi setiap orang yang beriman kepada Kristus.
Sering kali perayaan Pentakosta – sejak peristiwa pencurahan Roh Kudus - dipandang oleh orang percaya sebagai hari kelahiran Gereja.
----------
Gambar di atas dibuat berdasarkan Kis. 2:3. Karena keterbatasan ukuran kertas yang menjadi media gambar, maka saya tidak menggambar sekitar 12o orang pengikut Yesus yang berkumpul di sekitar peristiwa pencurahan Roh Kudus.
Empat dari lima figur - yang satu tidak terlihat - tersebut dibuat berdasarkan gambaran saya tentang 12 murid Yesus dalam serial Carpe Noctem. Mereka adalah Yakobus, Petrus dan Yohanes. Bisa jadi saya memilih mereka karena saya sedang teringat pada transfigurasi Yesus (Mrk. 9:2). Karena saya mencoba menambah satu figur lagi, maka saya memilih Andreas. Alasannya, kenapa tidak sekalian saja saya membuat saudaranya Petrus juga (Mrk 1:16,29)?
----------`
Non mortui laudabunt Dominum
- Lidah-lidah Api Pentakosta; pen dan marker