Malam itu sama saja di mana-mana. Dia menggantikan siang. Bila saatnya tiba, fajar akan mengganti giliran jaganya. Lalu malam pun akan datang kembali bersama perjalanan hari. Selalu begitu.
Namun, satu hal yang tidak bisa disangkal dari kehadiran malam. Dia akan selalu menjadi waktu yang dianugerahkan oleh Sang Khalik bagi anak-anak manusia untuk terlelap. Ketika malam meniupkan angin dinginnya, maka dinginnya malam menjadi belaian ilahi yang membuai anak-anak manusia untuk terlelap dan dijemput ke dalam negeri mimpi.
Atau, salahkah, bila aku melihat malam yang dingin adalah perintah tegas dari Sang Khalik untuk kita melepas sejenak kesibukan kita, lalu beristirahat? Sementara anak-anak malam dibiarkanNya terjaga.
..
Sayup-sayup aku mendengar petikan blues B.B. King, ... There must be a better world somewhere ...
Aku ingin menyambut waktu anugerah itu, membiarkan seluruh sudut jiwa terlelap dalam keheningan malam yang dingin saat ini, setelah sebelumnya gerhana menyembunyikan bulan sesaat lamanya. Inilah aku, Tuhan ...
... sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. (Mazmur 127:2)...
No comments:
Post a Comment