As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

19 December 2011

Virga Iesse ...

“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, 
dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.”
(Yesaya 11:1; Alkitab Terjemahan Baru, © LAI 1974)
    
   
Salah satu cara untuk mengajarkan penggenapan nubuat tentang Yesus Kristus adalah dengan menggunakan Pohon Isai (Latin: Virga Iesse; Inggris: Jesse Tree). Pohon Isai lazim dilaksanakan pada masa raya Adven, peringatan penantian penggenapan kedatangan Yesus Kristus.  
  
Pohon Isai merupakan alat bantu mengajar berupa pohon, baik dengan daun maupun hanya ranting saja. Di cabang-cabang pohon digantung ornamen berupa gambar-gambar yang menyimbolkan penggenapan nubuat tentang Yesus Kristus. Kita bisa memulainya sejak penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, pemberian 10 perintah Allah, hingga ke nubuat para nabi.  

Selain bercerita tentang penggenapan nubuat Pohon Isai dapat dihiasi dengan gambar-gambar karakter yang ada pada silsilah Yesus Kristus. Dalam penggambaran tersebut, rasanya tidak lengkap jika kita tidak menggambarkan Isai. Mungkin tidak semua karakter dalam silsilah tersebut digambarkan. Penggambaran pun tidak harus berupa orang. Kita bisa membuat simbol yang berhubungan dengan karakter tersebut; misalnya gambar tangga dan awan untuk karakter Yakub (Kejadian 28:12).  

Yang penting dalam Pohon Isai seluruh simbol dalam ornamen tersebut disusun hingga mencapai puncak pada simbol dari Yesus Kristus. Karena Pohon Isai merupakan media pengajaran yang lazim dipakai pada masa raya Adven, maka saya tidak memilih simbol Kristus berupa salib, terutama jika pohon yang dipakai adalah pohon Natal. Jika hanya salib, maka makna kebangkitan menjadi kurang. Itu sebabnya saya lebih suka memakai simbol “Khi-Rho”.  

Sampai saat ini lukisan yang menggambarkan Pohon Isai dapat dilihat di beberapa gereja tua di dunia, misalnya di Chartres Cathedral  di Perancis Utara yang dibuat sekitar tahun 1140-1150. Namun sejauh yang dapat dipastikan, lukisan tertua Pohon Isai tercatat dibuat pada tahun 1086 di dalam codex Vysehrad

----- 

Saya telah membuat gambar line art untuk ornamen-ornamen Pohon Isai. Gambar-gambar tersebut digandakan untuk dibuat gambar berwarnanya. Saya mewarnai dengan marker untuk digantung di Pohon Isai di gereja Gratia.  Selain itu gambar-gambar line art tersebut di-scan dan dikecilkan hingga selebar 200 pixel untuk 200 dpi. Hasil scan yang telah diperkecil saya susun sebagai cover Warta Jemaat Gratia edisi Minggu Advent 4, 18 Desember 2011.  

  • Virga Iesse (Advent IV, 2011) - Pen, marker, Photoshop CS5
... non mortui laudabunt Dominum ...

04 December 2011

Jangkar pengharapan di minggu-minggu Advent ...


"Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, 
yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, ..."
(Ibrani 6:19; Alkitab Terjemahan Baru, © LAI 1974)

Advent adalah masa perayaan yang lazim dirayakan oleh Gereja-gereja barat, termasuk di dalamnya adalah gereja-gereja Calvinis. Pada masa itu umat diingatkan kembali pada penantian kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Sejalan dengan penantian kedatangan kembali Tuhan Yesus, umat juga disiapkan pada perayaan Kelahiran Yesus, Natal. Di gereja-gereja barat Advent dirayakan selama empat hari Minggu sebelum hari raya Natal, 25 Desember. Pada tahun 2011 ini Advent dirayakan pada ibadah hari Minggu, 27 November, 4 Desember, 11 Desember dan 18 Desember.

Istilah Advent berasal dari kata Latin, Adventus, yang berarti kedatangan. Istilah ini dulu mengacu pada kedatangan Kaisar Roma yang pada masa itu dianggap sebagai Dewa. Gereja telah mengambil alih istilah ini dan mengaitkannya dengan kedatangan Tuhan Yesus.

Di jemaat-jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, masa raya Advent ditandai dengan penggunaan simbol jangkar di kain-kain mimbar dan selendang (stola) yang dipakai oleh para petugas ibadah Minggu. Simbol tersebut merupakan simbol yang lazim dipakai oleh orang-orang Kristen pada abad-abad pertama selama masa penganiayaan oleh negara, Imperium Romawi. Simbol ini terukir di berbagai tempat di dinding katakombe-katakombe, kuburan bawah tanah yang dulu sering kali dijadikan tempat-tempat peribadahan.

Simbol jangkar ini sebenarnya merupakan warisan dari kepercayaan pagan bangsa Mesir kuno, Ankh. Namun dalam perkembangan selanjutnya simbol ini menjadi universal dan menunjuk pada kekuatan pengharapan atas sesuatu. Dalam pemahaman iman Kristen simbol ini mengingatkan warga gereja pada kekuatan iman dalam pengharapan menantikan kedatangan Tuhan. 


Selama masa raya Advent warna yang dominan dipakai adalah ungu dan biru, warna yang mengingatkan pada pengharapan.

מרנא תא
  • Anchor and Hope; marker, pena, Photoshop CS5

Non mortui laudabunt Dominum ...