"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu,
Aku telah mengenal engkau,
dan sebelum engkau keluar dari kandungan,
dan sebelum engkau keluar dari kandungan,
Aku telah menguduskan engkau,
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
(Yeremia 1:5; Alkitab TB, © Lembaga Alkitab Indonesia 1974)
Yang dengan mudah saya ingat tentang Yeremia, salah satunya, adalah penolakannya terhadap panggilan Tuhan untuk menjadi nabi. Alasan yang dipakai oleh Yeremia adalah tidak pandai berbicara karena masih muda. Sebenarnya itu dua alasan, tidak pandai berbicara dan masih muda.
Penolakan dengan alasan yang sama dengan yang dipakai oleh Yeremia pun kita jumpai dalam kehidupan bergereja. Pada tahun 2012 ini jemaat-jemaat GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) melaksanakan pemilihan untuk 5 tahun pelayanan, 2012-2017.
Ketika Tuhan telah menetapkan Yeremia, maka ketetapan itu harus dilaksanakan. Bahkan Tuhan telah menetapkan sebelum Yeremia menjadi nabi-Nya sebelum Yeremia dilahirkan. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Itu pun berlaku bagi kita juga. Ketika Tuhan telah meminta kita menjadi pelayan-Nya, seharusnya, oleh karena kasih karunia-Nya, kita tidak bisa menolak.
Kita pasti akan menemui tantangan. Demikian juga yang dialami oleh Yeremia kemudian. Tapi ada janji Tuhan yang harus diingat oleh Yeremia dan kita semua.
"Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
(Yeremia 1:8)
----------
Gambar di atas berangkat dari renungan untuk Ibadah Hari Minggu XVII sesudah Pentakosta, 23 September 2012 di jemaat-jemaat GPIB. Renungan berdasarkan Yeremia 1:4-8.
Jika kita membaca Yeremia 1, maka kita akan mengetahui, bahwa ada Yeremia mendapat dua penglihatan. Yang pertama adalah sebatang dahan pohon badam (ay. 12); yang kedua adalah sebuah periuk yang mendidih (ay. 13).
Rasanya saya belum pernah melihat buah badam dijual di pasar. Namun jika Anda menikmati sepotong coklat Silverqueen Almond, maka Anda sedang menikmati potongan-potongan kecil buah badam yang tertanam di potongan coklat itu.
Sebatang dahan pohon badam dan sebuah periuk menjadi penglihatan bagi Yeremia untuk tugas awal kenabiannya. Keduanya dicantumkan dalam gambar di atas bersama dua ornamen yang lain, anggur dan pintu gerbang.
Dalam beberapa penyampaian firman-Nya Tuhan memakai anggur - buah anggur, pokok anggur dan kebun anggur - sebagai perumpamaan.
Pintu gerbang dipakai oleh Tuhan sebagai media penyampaian firman-Nya. Dalam beberapa perintah-Nya Yeremia disuruh pergi ke pintu gerbang dan menyampaikan firman-Nya. Saya meletakkan pintu gerbang di tengah. Hal ini mengingatkan saya bahwa ketika kita hendak melakukan segala sesuatu, maka kita harus memulai dengan ingatan pada kehendak Tuhan. Alasan ini, menurut saya, yang menyebabkan Yeremia harus berdiri di depan pintu gerbang
(7:2; 17:9; 22:2; 36:10).
Bayi dalam gambar di atas dapat kita hubungkan dengan firman Tuhan kepada Yeremia (1:5). Namun, bagi saya, ada perasaan yang ajaib. Ketika gambar ini dibuat kami sedang menantikan kelahiran anak kami yang ketiga yang sudah tidak dalam hitungan bulan lagi.
"Tuhan, tinggal beberapa minggu lagi ..." :)
"Tuhan, tinggal beberapa minggu lagi ..." :)
----------
Non mortui laudabunt Dominum
- Gambaran tentang Yeremia 1:4-13; technical pen dan marker