Setiap tanggal 31 Oktober
di beberapa tempat di dunia ini dilaksanakan perayaan Halloween. Perayaan
Halloween atau All Hallow's
Evening dapat dikaitkan
dengan beberapa perayaan pagan.
Ada yang
menghubungkan dengan perayaan orang-orang Romawi untuk menghormati Dewi Pomona,
dewi buah-buahan dan benih. Ada juga yang menghubungkan dengan penghormatan
kepada nenek moyang keluarga. Namun banyak yang mengaitkan Halloween dengan
festival Samhain yang dilaksanakan oleh
orang-orang Gaelik (Irlandia dan Skotlandia). Samhain adalah perayaan menyambut
musim dingin. Perayaan Halloween kemudian dikaitkan juga dengan perayaan
gerejawi, Hari Semua Orang Kudus (All Saints Day - Festum
Omnium Sanctorum). Baik gereja timur maupun gereja barat merayakan Hari
Semua Orang Kudus. Semula dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah hari
Pentakosta. Tahun 609 Gereja merayakan pada tanggal 13 Mei. Namun pada tahun
835 Paus Gregorius 5 memindahkan Hari Semua Orang Kudus menjadi tanggal 1
November , bersamaan dengan perayaan Samhain, dan dilanjutkan dengan Hari
Peringatan Semua Orang Beriman (All Souls Day).
Sekarang
Halloween telah berkembang menjadi perayaan yang diwarnai dengan kostum-kostum
yang mengingatkan pada hal-hal yang menyeramkan. Hollywood turut membantu
perkembangan (pergeseran) Halloween seperti sekarang ini. Sekarang Halloween
tidak hanya dihiasi dengan Jack O'Lantern serta buah-buah labu dan apel sisa
musim panas. Kita bisa menjumpai Dracula-nya Bela Lugosi, Frankenstein-nya
Boris Karloff, bahkan sampai topeng putih berjubah hitam dari Scream-nya Kevin
Williamson dan Wes Craven serta Darth Vader dan Darth Maul-nya George Lucas.
Belum lagi Mike Myers, si penjagal bertopeng kertas putih.
-----
Bagi saya, peringatan
31 Oktober tidak pada Halloween - yang memang bukan hari raya di Indonesia -,
melainkan lebih mengingatkan saya pada dua hal.
Pertama,
mengingatkan pada tindakan Marthin Luther yang menempelkan ke-95 dalilnya di
pintu gereja Wittenberg pada tahun 1517. Kita merayakan sebagai Hari
Reformasi.
Kedua,
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat menjadi gereja yang mandiri dalam
Gereja Protestan Indonesia pada tahun 1948.
-----
Saya suka
dengan boneka putih dari sapu tangan atau kertas putih yang diberi gumpalan
kertas atau kapas sebagai kepalanya. Saya baru tahu setelah gambar di atas
selesai dibuat, kalau di Jepang boneka itu bernama Teru Teru Bōzu. Jika di gantung dia akan menjadi boneka memohon hari cerah,
sedangkan jika digantung terbalik, dia menjadi boneka memohon hujan. Teru Teru
Bōzu tidak boleh digantung terbalik.
Ketertarikan
saya pada karakter Si Kain Putih Botak dimulai ketika saya iseng menggambarnya
dalam sebuah rapat beberapa tahun lalu.
Sekarang Si
Kain Putih Botak diberi dandanan berupa topi top hat.
Saya memang
menyiapkan gambar di atas untuk Halloween. Tahun 2011 lalu, saya menggambar
untuk blog ini dalam rangka HUT GPIB ke-63.
-----
Non mortui laudabunt Dominum
- Si Kain Putih Botak dan Halloween; Technical pen di buku Moleskine®