"Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus,
dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai kamu sekalian."
(II Korintus 13:13; Alkitab Terjemahan Baru; © 1974 LAI)
[1.]
Hari Minggu pertama sesudah perayaan Pentakosta dinamakan Gereja sebagai Hari Minggu Trinitas.
Pada
hari Minggu Trinitas Gereja merayakan tindakan kasih dari Allah yang dinyatakan
dalam kehadiran-Nya sebagai Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan Roh Kudus bagi
setiap orang percaya.
Penetapan
hari Minggu Trinitas sebagai sebuah perayaan berkaitan dengan kehadiran pemahaman sesat
dari Arius, seorang uskup dari Alexandria, Mesir. Pemahaman yang berkembang pada awal
abad keempat tersebut tidak mengakui kesatuan hakekat antara Yesus Kristus dan
Allah Bapa.
Pada awalnya perayaan ini tidak dilakukan secara serentak. Beberapa gereja merayakan secara teratur, sementara beberapa lagi tidak merayakannya. Ada yang merayakan pada hari Minggu sesudah Pentakosta. Ada juga yang merayakan pada hari Minggu sebelum perayaan Advent.
Pada awalnya perayaan ini tidak dilakukan secara serentak. Beberapa gereja merayakan secara teratur, sementara beberapa lagi tidak merayakannya. Ada yang merayakan pada hari Minggu sesudah Pentakosta. Ada juga yang merayakan pada hari Minggu sebelum perayaan Advent.
Hari
Minggu Trinitas diresmikan sebagai perayaan di seluruh Gereja Katholik Roma
oleh Paus Yohanes XXII (1316-1334). Perayaannya jatuh pada hari Minggu pertama
setelah hari Minggu Pentakosta. Sementara gereja-gereja Orthodox tetap pada saat Minggu Pentakosta.
Gereja-gereja
reformasi seperti Lutheran dan Calvinis yang berakar dari Gereja Katholik Roma
meneruskan perayaan tersebut dalam kalender liturgi gereja.
[2.]
Triquetra adalah simbol yang digunakan pada hari Minggu Trinitas. Kata triquetra berasal dari bahasa Latin, tri (tiga) dan quetrus (sudut). Triquetra menggambarkan kesatuan yang tidak terputus di antara Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Triquetra adalah simbol yang digunakan pada hari Minggu Trinitas. Kata triquetra berasal dari bahasa Latin, tri (tiga) dan quetrus (sudut). Triquetra menggambarkan kesatuan yang tidak terputus di antara Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Sebenarnya
triquetra merupakan simbol yang sangat tua, lebih tua dari kekristenan itu
sendiri. Simbol ini dihubungkan dengan Valknut, simbol yang berhubungan dengan
dewa Odin. Namun tidak sedikit yang menghubungkan triquetra dengan seni insular
dari Celtic.
Saya
mencoba menggambarkan kembali triquetra menurut refleksi saya atas pemahaman
Trinitas yang saya jumpai di antara warga jemaat. Saya sengaja menonjolkan kesannya sebagai materi organik.
Warna putih yang menjadi dasar adalah warna yang lazim digunakan oleh gereja-gereja dalam merayakan Trinitas. Warna merah triquetra diambil dari penjabaran simbol triquetra sebagaimana yang digunakan oleh Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).
Warna putih yang menjadi dasar adalah warna yang lazim digunakan oleh gereja-gereja dalam merayakan Trinitas. Warna merah triquetra diambil dari penjabaran simbol triquetra sebagaimana yang digunakan oleh Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).
[3.]
Ngomong-ngomong, triquetra juga dipakai oleh John Paul Jones, bassis Led Zeppelin, dalam album Led Zeppelin IV. Bagi Jones itu adalah reprentasi dari seseorang yang memiliki keyakinan dan semangat kompetensi. Jones dapat simbol itu bukan dari ruang ibadah gereja, melainkan dari buku Rudolf Koch, "Book of Signs: 493 symbols used from earliest times to the middle ages by primitive peoples and early christians".
"It's been a long time since the book of love,
I can't count the tears of a life with no love.
Carry me back, carry me back, ..."
(Rock And Roll, Led Zeppelin, 1971)
Non mortui laudabunt Dominum