As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

13 July 2013

Esau menerima harapan dan perjuangan yang keras


[1.]

"Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu." (Kejadian 27:39-40a)

Kata-kata di atas diucapkan oleh Ishak untuk Esau sebagai berkat. Namun sulit bagi kita untuk memahami kata-kata di atas sebagai berkat.

Bagi kita kata-kata di atas bukan berkat, justru lebih tepat disebut sebagai kutuk. Karena Esau tidak mendapat tanah yang subur dan harus hidup mati-matian.

Kata-kata tersebut merupakan konsekuensi atas kelakuan Esau yang tidak menghargai hak yang dianugerahkan pada waktu kelahirannya, hak kesulungan. Hak kesulungan itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi.

Untung bagi Esau. Kata-kata Yakub yang terlihat seperti kutukan itu masih dilanjutkan dengan kata-kata yang menggambarkan harapan.

"Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kejadian 27:40b)

Tapi harapan itu pun masih harus dibayar dengan kerja keras.

[2.]

Gagasan gambar di atas adalah kata-kata berkat Ishak untuk Esau. 

Beberapa obyek dalam gambar terdapat di dalam kata-kata berkat itu;  debu (jauh dari embun) di tangan kanan Esau, pedang yang menopang tubuh Esau (hidup dari pedang) dan kuk yang lepas dari tengkuk Esau. 

Saya masih menambah lagi dua obyek lagi. Busur dan panah, yang melambangkan pekerjaan Esau; semangkuk sup kacang merah dan sendoknya, yang melambangkan sikap Esau yang memandang rendah hak kesulungan sekaligus tanggung jawab ilahi yang telah dianugerahkan Tuhan kepada Abraham dan Ishak.

Non mortui laudabunt Dominum 

  • Esau dan berkatnya; pen di buku Moleskine®

No comments: