"Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu,
bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan ..."
(Kejadian 9:11; Alkitab TB, © Lembaga Alkitab Indonesia 1974)
Semula perahu menjadi salah satu simbol gereja. Gereja perdana yang mengalami penghambatan dan penganiayaan pada masa itu memiliki pengharapan yang kuat pada penyertaan Allah dalam setiap badai pergumulan.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) mengambil simbol perahu ini untuk digunakan dalam Ibadah-ibadah Minggu sesudah hari raya Pentakosta. Simbol ini akan terus terpampang di mimbar dan stola para presbiter yang bertugas dalam Ibadah Minggu hingga minggu kelima sebelum Natal, sebelum memasuki masa raya Advent. Penggunaan simbol ini telah ditetapkan dalam Persidangan Sinode GPIB di Ujung Pandang pada tahun 1990.
Simbol perahu yang digunakan oleh gereja perdana semakin memerlihatkan pergumulannya dengan penggunaan ombak yang tinggi. Namun tidak hanya mengingatkan pada pergumulannya, GPIB mengingatkan pada janji penyertaan Allah melalui penggunaan pelangi dan burung merpati yang menggenggam ranting zaitun.
Burung merpati yang membawa sehelai daun zaitun dan busur pelangi mengingatkan pada janji Tuhan untuk umat manusia yang disampaikan-Nya kepada Nuh setelah peristiwa air bah sebagaimana yang tercatat di dalam Kejadian 8:10-11; 9:12-16.
Saya tidak tahu, kenapa GPIB menggunakan dalam simbol itu ranting zaitun berdaun banyak, padahal kesaksian Alkitab adalah "pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar" (Kej 8:11).
Saya membuat gambar di atas berdasarkan simbol Minggu-minggu sesudah Pentakosta yang digunakan oleh jemaat-jemaat GPIB. Perupaan yang saya lakukan adalah membuat simbol itu menjadi lebih hidup, bagaikan sebuah rekaman peristiwa secara kartunal.
Selama beberapa minggu simbol ini menjadi sampul depan Warta Jemaat di GPIB Jemaat "Gratia" Bekasi.
Selamat memasuki seluruh badai pergumulan yang menghampiri kita dengan keyakinan bahwa Tuhan, Allah yang maha kuasa, selalu menyertai kita sebagaimana janji-Nya yang tidak pernah diabaikan ...
Non mortui laudabunt Dominum
- Kapal, ombak, pelangi dan burung merpati berdaun zaitun; pen dan marker