"TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."
(Keluaran 15:2a)
[1.]
Menyanyi menjadi ungkapan syukur bangsa Israel setelah Tuhan menyeberangkan mereka melalui laut Merah yang telah terbelah. Mereka bersyukur karena Tuhan telah menyatakan kekuasaan dan kasih-Nya pada mereka.
Sebelum bangsa Israel menyeberangi laut Merah dengan cara yang ajaib itu, mereka berada dalam keadaan terjepit. Di belakang mereka pasukan Firaun telah mengepung mereka. Di depan mereka terbentang lautan. Bagaimana mereka dapat menyelamatkan diri dari situasi itu? Jadi, tinggal menunggu dihancurkan dan mati?
Jawabannya ada pada Tuhan yang telah memimpin mereka dalam perjalanan keluar dari Mesir hingga akhirnya tiba di tepi laut. Dalam keadaan kalut mereka memarahi Musa. Musa menjadi tambah kalut. Tuhan pun menunjukkan kekuasaan-Nya. Tindakan ini mengingatkan bangsa Israel, bahwa Tuhan adalah Allah semesta alam, Pencipta dan Penguasa langit dan bumi.
Dalam kepemimpinan Tuhan dan tindakan-Nya tersebut, umat diingatkan bahwa Tuhan yang memimpin mereka adalah Tuhan yang tidak akan membiarkan umat yang dipimpin-Nya dihancurkan oleh siapa pun. Atas tindakan dan pemahaman itu, Musa dan orang Israel menyanyikan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Cerita ini mengingatkan kita bahwa kehidupan ini pun menjadi indah dengan segala pergumulan yang kita hadapi. Jika kita menjalankan kehidupan ini tanpa tantangan dan rintangan, apa yang dapat kita banggakan?
Dengan demikian kita membayangkan nyanyian mereka benar-benar dipenuhi perasaan sukacita, kegembiraan yang meluap. Waow!
[2.]
Saya menggambarkan peristiwa sukacita itu dengan gambar doodle. Ada umat yang bersukacita, ada pula Firaun yang akan tenggelam. Tindakan Tuhan yang memenangkan umat-Nya itu saya gambarkan sebagai peristiwa sukacita. Bukan hanya umat-Nya yang bersukacita. Alam pun turut bersukacita.
Matahari yang bersukacita menunjukkan kehadiran matahari itu sebagai ciptaan Tuhan, di bawah kekuasaan Tuhan. Ini menjadi pesan khusus. Bangsa Mesir kuno melihat matahari sebagai pemilik kehidupan; dewa Ra. Namun yang dipandang sebagai pemilik kehidupan itu tidak melakukan apa pun ketika Tuhan telah memutuskan umat-Nya harus selamat dari kejaran Firaun.
non mortui laudabunt Dominum
No comments:
Post a Comment