“Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu
dan Allah akan menyertai engkau ...” (Keluaran
18:19)
[1.]
Memimpin
sejumlah besar orang tidak mudah. Musa mengalami repotnya memimpin bangsa
Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Dalam kepemimpinannya, Musa
dituntut untuk mengajarkan hukum Taurat dan menjadi hakim bagi bangsa Israel.
Pertemuan Yitro dan Musa tidak hanya merupakan wujud kerinduan pertemuan keluarga. Dalam pertemuan itu Yitro memberikan nasihat dan masukan yang membantu Musa dalam menunaikan panggilannya sebagai pemimpin bangsa Israel.
Pertemuan Yitro dan Musa tidak hanya merupakan wujud kerinduan pertemuan keluarga. Dalam pertemuan itu Yitro memberikan nasihat dan masukan yang membantu Musa dalam menunaikan panggilannya sebagai pemimpin bangsa Israel.
Menurut Yitro, kepemimpinan Musa yang hanya seorang diri tidak efisien. Yitro menasihati Musa agar memilih beberapa orang yang dapat dipercaya untuk menjadi wakil Musa.
Saya tidak tahu, bagaimana pengenalan dan pemahaman Yitro terhadap Tuhan Allah yang telah mengenalkan diri pada Musa. Namun dia memiliki keyakinan, bahwa Tuhan yang telah mengenalkan diri pada Musa itu akan menyertai Musa dalam tugas kepemimpinannya.
Saya kira keimanan Yitro kepada Tuhan terjadi setelah menyaksikan tindakan-tindakan Tuhan dalam perjalanan Israel. Sehingga ketika ia memberikan nasihat kepada Musa berdasarkan imannya yang 'baru saja' dibaharui tersebut, saya melihat situasi yang menarik;
'yang baru mengarahkan yang lama'.
[2.]
Saya menggunakan bagan untuk menjelaskan usulan Yitro. Dalam bagan itu
garis kepemimpinan itu mengarah pada Musa sebagai pemimpin yang telah ditunjuk
oleh Tuhan.
Secara keseluruhan gambar di atas cenderung berbentuk vinyet. Menggambar
vinyet kerap kali mengundang kita untuk menambahkan elemen-elemen yang mengisi
ruang kosong dan saling menyatu.
Non mortui laudabunt Dominum
- Jethro advises Moses; pena (Uni Pin, Faber Castell, Sharpie) di kertas Windsor & Newton A4.
No comments:
Post a Comment