As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

27 October 2010

Tuhan mengindahkan persembahan Habel ... juga sebuah ballpoint dari JCC ...

 


Habel juga mempersembahkan 
korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, 
yakni lemak-lemaknya;
maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu 
(Kejadian 4:4; TB, © LAI 1974)

Pengerjaan dengan pencil gambar ini dibuat di atas kapal feri yang mengantar saya dari pelabuhan Merak ke pelabuhan Bakauheni pada hari Jumat, 22 Oktober 2010. Untuk mengisi waktu. Saya tidak ingat dengan persis, kenapa saya memilih persembahan Habel sebagai temanya. Mungkin karena pengaruh untuk membuat visualisasi cerita-cerita Alkitab dari kitab Kejadian hingga Wahyu. :)

Lineart dibuat pada buku sketsa Winsor & Newton ukuran A4 dengan pensil. Tiga hari kemudian ditintakan dengan menggunakan ballpoint, Pilot Ball Liner ukuran Medium. Setelah ditinta, gambar dikopi dan dicetak di atas kertas fotokopi.

Proses arsir dibuat di atas hasil fotokopi dengan menggunakan ballpoint, ZAI Piccolo, yang saya dapatkan ketika mengikuti Persidangan Sinode GPIB XIX di Jakarta pada tanggal 11-16 Oktober 2010 yang lalu. Ballpoint itu dibagikan oleh pihak Jakarta Convention Center kepada para peserta secara cuma-cuma.

Walaupun dibagikan dengan cuma-cuma, sehingga mengesankan betapa murahnya harga ballpoint itu, namun ballpoint itu telah menjadi berkat bagi kita. Banyak orang yang memakai untuk menulis catatan hasil persidangan. Untuk saya, dia menjadi alat yang menghasilkan gambar di atas.

Menurut saya, tidak ada alasan untuk kita mengatakan, bahwa kita tidak punya apa pun yang dapat dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan ...

Non mortui laudabunt Dominum ...

20 October 2010

Dua puluh, sepuluh, dua puluh, sepuluh, ...

20.10.2010, ... Thanks, God ... ; oleh Lefi Kembuan


Satu lagi penulisan tanggal yang istimewa di bulan Oktober 2010.

Ada banyak hal yang dalam kehidupan ini yang sangat istimewa dan terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja. Termasuk hari ini. Kapan lagi kita bisa menulis 20.10.2010 dalam penanggalan kita pada hari yang sama dengan tanggal itu?

Refleksi saya sederhana saja. Lewatkan saja hari-hari ini dengan penuh makna. Itu tandanya, bahwa kita telah menjadi berkat Tuhan bagi kehidupan ini ...

Non mortui laudabunt Dominum ...

10 October 2010

Sepuluh, sepuluh,sepuluh ...


Angka 10 ditulis tiga kali sebenarnya bukanlah hal yang istimewa. Biasa saja. Namun, jika ketiga angka sepuluh tersebut masing-masing mewakili tanggal, bulan dan tahun, maka akan tampak istimewanya. Hanya seratus tahun sekali kita bisa menulis penanggalan 10.10.10.

Saya tidak tahu, apakah kita masih bisa menikmati kehidupan di dunia ini sampai dengan tanggal 10 Oktober 2110. Saya tidak memiliki keyakinan seperti itu. Saya memang tidak menginginkannya. Namun jika Tuhan mengaruniakannya, maka saya mengucap syukur kepada Tuhan. Seratus empat puluh tahun? Heh ...!

Sebenarnya, ada banyak hal yang dapat kita jadikan istimewa di sekitar kita. Semuanya mengarahkan kita untuk menikmati kehidupan yang telah dianugerahkan ini dengan bijaksana. Sayangnya, tidak setiap waktu yang mampir dalam kehidupan kita dapat dimanfaatkan dengan baik. Lewat begitu saja. Sayang sekali.