As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

27 July 2013

Perkasa dalam perjuangan kehidupan beriman


[1.]

"Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, ..."  (Efesus 6:14-17)

Paulus memakai gambaran seorang prajurit yang memakai perlengkapan perangnya secara lengkap; ketopong, baju zirah, perisai, pedang dan kasut. Sebagai seorang prajurit yang ditempatkan di medan pertempuran seseorang harus menyiapkan dirinya dengan baik. Seorang prajurit harus melengkapi dirinya dengan beragam perangkat yang membantu dia menghadapi musuh-musuhnya.

Gambaran tersebut dipakai Paulus untuk mengingatkan setiap warga gereja dalam perjalanan iman mereka. Warga gereja harus tetap hidup dalam kasih karunia Tuhan. Namun kehidupan dalam kasih karunia Tuhan selalu dihadapkan pada tantangan yang dapat menyebabkan warga gereja yang terlihat paling taat pun dapat saja meninggalkan Tuhan.
Oleh karena itu setiap warga gereja dituntut menyiapkan dirinya. Kebenaran, keadilan, kesaksian, keselamatan dan iman menjadi senjata warga gereja untuk menghadirkan kasih Tuhan di tengah-tengah dunia yang selalu memberikan perlawanan.

[2.]

Semula saya ingin membuat prajurit tegap dan perkasa. Seorang laki-laki yang kekar. Namun saya berpikir, bahwa kenapa harus laki-laki kekar yang harus menjadi simbol keperkasaan. Kenapa keperkasaan harus dihubungkan dengan laki-laki yang kekar dan tegap? Memangnya wanita tidak bisa perkasa? Ada banyak contoh wanita yang perkasa. Lagipula perkasa atau tidak, menurut saya, itu hanya ukuran manusia dan sebuah pilihan yang ditentukan oleh kita sendiri.

Beberapa elemen penting yang muncul sesuai kutipan Alktiab di atas adalah ketopong (helm), baju zirah (pelindung dada), ikat pinggang, kasut (dalam rupa balutan yang diikat tali), perisai, pedang dan latar belakang yang gelap sebagian. 

[3.]

Selamat menyambut bulan Agustus 2013 di pekan yang baru ini. Tetaplah perkasa dalam kehidupan beriman kita. Tuhan memberkati kita semua.


Non mortui laudabunt Dominum 
  • Puteri prajuritpen dan marker - Faber Castell dan Copic; di buku gambar Winsor & Newton ® A4


13 July 2013

Esau menerima harapan dan perjuangan yang keras


[1.]

"Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu." (Kejadian 27:39-40a)

Kata-kata di atas diucapkan oleh Ishak untuk Esau sebagai berkat. Namun sulit bagi kita untuk memahami kata-kata di atas sebagai berkat.

Bagi kita kata-kata di atas bukan berkat, justru lebih tepat disebut sebagai kutuk. Karena Esau tidak mendapat tanah yang subur dan harus hidup mati-matian.

Kata-kata tersebut merupakan konsekuensi atas kelakuan Esau yang tidak menghargai hak yang dianugerahkan pada waktu kelahirannya, hak kesulungan. Hak kesulungan itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi.

Untung bagi Esau. Kata-kata Yakub yang terlihat seperti kutukan itu masih dilanjutkan dengan kata-kata yang menggambarkan harapan.

"Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kejadian 27:40b)

Tapi harapan itu pun masih harus dibayar dengan kerja keras.

[2.]

Gagasan gambar di atas adalah kata-kata berkat Ishak untuk Esau. 

Beberapa obyek dalam gambar terdapat di dalam kata-kata berkat itu;  debu (jauh dari embun) di tangan kanan Esau, pedang yang menopang tubuh Esau (hidup dari pedang) dan kuk yang lepas dari tengkuk Esau. 

Saya masih menambah lagi dua obyek lagi. Busur dan panah, yang melambangkan pekerjaan Esau; semangkuk sup kacang merah dan sendoknya, yang melambangkan sikap Esau yang memandang rendah hak kesulungan sekaligus tanggung jawab ilahi yang telah dianugerahkan Tuhan kepada Abraham dan Ishak.

Non mortui laudabunt Dominum 

  • Esau dan berkatnya; pen di buku Moleskine®