As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

29 September 2013

Doodle 01. Belajar ... belajar ... belajar!


Saya sedang tertarik melihat doodle. Ada rasa nikmat ketika melihat doodle-doodle di mesin pencariannya Google.

Sebenarnya doodle bukan hal baru bagi kita. Ketika kita sedang mengikuti pelajaran di kelas atau mengikuti pembinaan suatu instansi, lalu kita bosan mendengar kata-kata guru atau pembina, kadang-kadang kita mengusir kebosanan dengan mencoret-coret tepi buka teks atau lembaran makalah kita. Coretan-coretan di tepi buku atau lembar makalah itu disebut doodle.

Beberapa orang telah membuat doodle menjadi sebuah karya seni yang menarik. Doodle tidak lagi menjadi gambar gak jelas yang dibuat karena sedang bete. Doodle mulai digarap dengan serius, dibuat sambil dinikmati dan direnungkan.

Saya mencoba membuat doodle. Gagasan yang menjadi benang merah dari semua elemen itu adalah perlengkapan belajar. Bagi saya proses belajar yang berangkat dari pengenalan kepada Tuhan akan mengarahkan kita pada proses belajar yang menuntun tidak saja pada pengembangan kognisi kita, tetapi juga kedewasaan sikap kita dalam hidup.

Saya membuat doodle di buku catatan. Halaman di sebelah kiri saya tutup dengan Moleskine, bukan karena diarahkan demikian, tetapi karena isinya adalah hasil pertemuan di tempat kerja, notulen rapat. Dalam catatan rapat itu pun ada doodle-nya. Termasuk doodle dari tempat pelaksanaan pertemuan.

Pertama kali saya memuat gambar di atas adalah di blog Tumblr saya.

Non mortui laudabunt Dominum
  • Doodle - Belajar; marker Sharpie.




21 September 2013

Nafas hidup itu menghidupkan yang hancur


"Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali."   (Yehezkiel 37:5) 

[1.]

Tuhan menempatkan Yehezkiel di lembah yang dipenuhi oleh tulang-tulang. Tulang-tulang di lembah itu merujuk pada kehancuran Israel setelah dikalahkan oleh bangsa lain.

Di tempat tersebut Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat. Nubuat tersebut menghidupkan kembali tulang-tulang itu menjadi tentara yang besar.

Penglihatan tersebut mengingatkan Yehezkiel pada kebangkitan bangsa Israel dan membawa harapan bagi bangsa yang telah hancur itu.

[2.]

Biasanya gambar tengkorak dan tulang belulang dikaitkan dengan hal-hal yang mengingatkan pada kengerian dan kematian. Tidak ada hal yang baik dari gambar tengkorak  dan tulang belulang itu.

Penglihatan Yehezkiel pun menempatkan tengkorak sebagai lambang kehancuran dan kematian. Namun dalam  penglihatan tersebut tengkorak menjadi elemen yang penting dalam pengajaran tentang harapan.

Saya mencoba membuat gambaran tengkorak yang 'cute' tanpa harus menanggalkan kengerian dan menggantikannya dengan kelucuan.
Penglihatan Yehezkiel yang satu ini, seperti halnya penglihatan-penglihatan yang lain menarik perhatian untuk ditafsir dan diterjemahkan secara visual.

Non mortui laudabunt Dominum
  • Ego intromittam spiritum; marker Sharpie di buku gambar Winsor & Newton ® A4



11 September 2013

Twit saja ... hanya twit?


"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja."  (Amsal 14:23)

[1.] 

Salah satu kebiasaan yang sulit dihilangkan, dan memang tidak bisa hilang, adalah malas. Ada banyak hal yang membuat orang menjadi malas; seperti tidak berminat, sama sekali tidak tahu apa-apa, lelah.

Kemalasan tidak akan memberi keuntungan. Bagaimana kita dapat mencapai yang lebih baik lagi, jika kita tidak melakukan apa pun?

[2.]

Gambar di atas tiba-tiba muncul begitu saja setelah melihat-lihat gambar Michelle White yang kaya dengan garis.

Setelah menggambar burung itu dan meletakkan balon kata, saya mendapat refleksi yang tertulis di atas. Kutipan ayat dicari dari kitab Amsal. Ada banyak kata hikmat di kitab itu.

Non mortui laudabunt Dominum
  • Hanya berkicau; doodle, marker Sharpie dan pensil di kertas bekas pakai. 



06 September 2013

KISS, salah satu hasil perawatan di RS PGI Cikini


"And you're tired of wishin' on a falling star. You gotta put your faith in a loud guitar." (KISS, God Gave Rock N' Roll To You)

Saya bukan penggemar berat grup yang terkenal dengan dandanan a la penari kabuki itu. Ada satu lagu yang saya suka dari mereka, God Gave Rock N Roll To You. Saya mendengar lagu itu ketika kuliah di STT Jakarta, baru memasuki tahun ketiga. Saya ingat memutar lagu itu dengan walkman pada malam hari bersama Sonny Mase, pada saat kami mengikuti praktek lapangan. Entah berapa lagu slow rock era glam rock yang diputar malam itu.

Saya menuangkan KISS dalam citra kartunal saya. Mereka adalah Demon, Starchild, Spaceman dan Catman. Ide menggambar KISS muncul begitu saja setelah saya menyelesaikan penghitaman gambar The Crow saya.

Ada cerita di sekitar gambar KISS saya. Saya membuat gambar tersebut pada hari terakhir perawatan di RS PGI Cikini. Klik saja di sini.

"It's gonna take a little time to show you, just what you mean to me ..." (KISS, Everytime I Look At You; 1992)

... non mortui laudabunt Dominum ...
  • KISS, pen dan marker di buku Moleskine®

03 September 2013

Tangan-Nya menarik semua ...


"Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan." (Galatia 6:1)

[1.]

Sering kali kita membatasi perasaan mengasihi kita menurut penilaian kita. Akibatnya, sikap mengasihi yang diinginkan oleh Tuhan, yaitu kasih kepada sesama manusia, tidak bisa dilaksanakan seutuhnya.

Mereka yang telah melakukan kesalahan dan dinilai buruk  menjadi orang-orang yang berada di luar jangkauan sikap kasih. Baik disadari maupun tidak, tidak jarang kita pun turut menjauhi mereka.

Tuhan Yesus justru mengajarkan sebaliknya. Kematian dan kebangkitan-Nya berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Sekalipun Tuhan Yesus pernah mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (Mat. 23:1-36), kasih-Nya pun tetap ditujukan kepada mereka.

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk. 23:34)

[2.]

Beberapa waktu ini saya kembali tertarik dengan warna hitam, setelah beberapa tahun ini saya cenderung menggambar line art

Warna hitam yang banyak mengisi ruang dalam gambar telah memberi makna bagi saya. Kehidupan ini tidak selalu putih. Ada juga hitamnya. Itu adalah keseimbangan yang menguatkan makna kehidupan, apa pun maknanya bagi kita masing-masing.

Saya menghubungkan ide gambar di atas dengan renungan Ibadah Minggu XV sesudah Pentakosta di jemaat-jemaat GPIB pada hari Minggu, 1 September 2013. 

Gambar wajah wanita dan serangga sebenarnya tidak menjadi bagian dari rencana saya. Ide awalnya hanya tangan Kristus yang menarik tangan salah satu 'kawanan domba'-Nya saja. Namun kemudian berkembang dengan berbagai ide yang lain.


Non mortui laudabunt Dominum

  • Tangan yang menarik; pen dan marker, photoshop CS5