As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

24 April 2011

Lewat begitu saja, sehingga dimenangkan



“Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. 
Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. 
Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.”

(Markus 16:6; © LAI 1974)

Kebangkitan Yesus merupakan pernyataan kemenangan Yesus Kristus atas kuasa maut. Dia telah melewati kematian. Hal ini berarti setiap orang beriman pun turut dilewatkan dari kematian melalui kebangkitan Yesus, sepertinya hal setiap rumah dengan pintu berhiaskan darah anak domba jantan yang dilewatkan begitu saja oleh Angin Kematian. Itu adalah makna perayaan Paskah bagi saya.

Kebangkitan tersebut menyebabkan iman yang saya miliki tidak sia-sia (lih. I Korintus 15:16,17). Sebaliknya, menjadi iman yang berkemenangan. Sehingga kita semua – setiap orang yang beriman kepada Yesus Kristus – dapat menghadap tahta Tuhan di dalam pengharapan yang penuh kepastian dan suka cita.

Ketika gambar ini selesai, saya sempat tidak menyukai gambar ini. Figur Orang muda berjubah putih itu tidak memiliki tubuh yang proporsional. Sementara tangannya terlalu menyatu dengan obyek yang lain, kain penutup jenazah. Namun semua itu tidak menghalangi saya untuk mengucap syukur atas pelajaran tentang kesabaran yang harus dinikmati ketika membuat titik-titik yang mengisi bidang gambar yang luas itu.

Pengaruh art nouveau dapat dilihat dalam gambar ini. Demikian juga ciri khas yang dimiliki oleh Adam Hughes dan Frank Cho. Keduanya adalah illustrator komik. Saya sempat mengagumi cara Frank Cho menggambar karakter-karakter komiknya. Ciri khasnya ada pada garis-garis melintang yang tipis yang melewati bidang-bidang lebar.

Sketsa gambar ini dibuat dengan menggunakan pensil. Setelah itu ditinta dengan menggunakan rapido; Rotring™0.1, 0.3, 0.5, 0.7 dan tintanya. Ada juga bagian-bagian yang ditinta dengan pena gambar Faber Castell™ dan tintanya.

Dalam gambar ini saya meletakkan keyakinan saya pada obyek dinding, IHS - Iesus Hominum Salvator.

Non mortui laudabunt Dominum ...

Consummatum est


"Sudah selesai."

(Yohanes 19:30; © LAI 1974)

Penyaliban Yesus adalah jawaban atas seluruh pertanyaan, “Apakah saya masih layak diselamatkan dari penjara dosa?” Jawaban tersebut mencapai momentum puncaknya, di dalam laporan Injil Yohanes, ketika Tuhan Yesus mengatakan, “Sudah selesai!”

Terpujilah Tuhan. Oleh karena itu, Jumat Agung disambut dengan sukacita juga. Dosa kita telah ditebus-Nya. Memang, harganya mahal sekali. Anda tidak akan mampu membayarnya.
Alangkah beruntungnya umat manusia.
Gambar ini selesai dibuat pada bulan Maret 2007. Sejak menyelesaikan gambar ini, orientasi saya ada pada manga, gaya menggambar khas komikus Jepang. Namun, gaya penggambaran itu tidak berlangsung lama. Walaupun demikian, hingga sekarang, saya menikmati keasyikan tersendiri dengan membuat gambar bergaya manga, tentunya dengan ciri saya sendiri.

Sketsa gambar ini dibuat dengan menggunakan pensil. Setelah itu ditinta dengan menggunakan rapido; Rotring0.1, 0.3, 0.5, 0.7 dan tinta Rotring. Ada juga bagian-bagian yang ditinta dengan pena gambar Faber Castelldan tinta Faber Castell.


Consummatum est.

Non mortui laudabunt Dominum.

22 April 2011

Satu lagi misteri dalam peringatan Kamis Putih


"Ya Bapa-Ku, 
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, 
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, 
melainkan seperti yang Engkau kehendaki." 

(Matius 26:39; © LAI 1974)


Salah satu peristiwa yang sangat penting pada malam sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib adalah Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani. Dalam peristiwa itu Tuhan Yesus menunjukkan sisi kemanusiaan-Nya yang memiliki kecenderungan untuk menolak penderitaan yang akan dihadapi-Nya. Namun, oleh karena rencana penyelamatan manusia harus terlaksana, maka Tuhan Yesus mengakhiri doa-Nya dengan kata-kata “Jadilah kehendak-Mu” kepada Bapa-Nya.

Gambar di atas dibuat di atas kertas bekas. Kertas itu sebenarnya adalah lembaran halaman dari Program Kegiatan dan Anggaran Jemaat yang memiliki kesalahan penulisan. Karena sedang ingin menggambar sketsa dan ada lembaran kertas yang sisi satunya masih kosong, maka saya menggambar momen di atas. Tentu saja dengan interpretasi saya sendiri.

Saya menggambar bulan, karena Paskah Yahudi terjadi di sekitar bulan purnama. Namun gambar bulan purnama itu juga mengingatkan kita semua bahwa kunci yang menyempurnakan penyelamatan manusia terdapat pada Yesus.

Lalu ada juga seekor kelelawar. Seperti gambar lelucon. Tidak juga. Binatang yang satu ini sering dihubungkan dengan suasana yang menyeramkan. Memang sungguh menyeramkan saat yang sedang dihadapi oleh Tuhan Yesus, jika diukur dari pandangan kita. Ada yang mau membiarkan dirinya berjalan secara langsung kepada kematian? Lebih banyak yang lebih memilih tidak mengacungkan tangannya.

Seluruh pemikiran saya tentang saat-saat di tempat yang dicatat dalam Matius 26:36 bernama Getsemani itu, saya wujudkan dengan menggunakan sebuah pena. Kalau tidak salah, Pilot Ball Liner™. Saya tidak membuat dari sketsa pensil. Karena saya pikir ini merupakan sketsa yang akan dituangkan dalam bentuk yang lebih baik lagi. Namun hingga saya mengunggahnya, saya belum mewujudkannya.

Apakah sulit bagi seseorang untuk menyempurnakan sesuatu? Rasanya tidak. Salah satu penyebabnya adalah kurang kemauan saja.

"… mi Pater, … non sicut ego volo sed sicut tu."

Non mortui laudabunt Dominum.

21 April 2011

Kamis Putih ... satu dari misteri-misteri hari Kamis


Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; 
Ia berkata: 
"Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
 Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, 
ada bersama dengan Aku di meja ini.
Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, 
akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"

(Lukas 22:20-22; TB, © LAI 1974)


Hari ini, pada saat saya menulis blog ini, adalah hari Kamis yang dikenal oleh banyak warga gereja sebagai Holy Thursday, Covenant Thursday, Thursday of Misteries, Great & Holy Thursday atau pun Maundy Thursday. Di Indonesia cukup dikenal dengan nama Kamis Putih. Semuanya adalah nama untuk perayaan yang memeringati saat-saat ketika Yesus akan disalibkan; dalam rangka menyambut Jumat Agung. 

Dalam rangka peringatan perayaan tersebut, saya mengunggah gambar ini.

Gambar ini dibuat ketika saya menjalankan masa vikariat di GPIB Jemaat Petrus Jakarta pada tahun 2000-2001. Saya tidak ingat, kapan gambar ini dibuat. Mungkin di sekitar pelaksanaan perjamuan kudus di jemaat tersebut. 

Pada waktu itu, mentor saya, Pdt. Mozes J.A. Mailoa, Sm.Th memberi kritik, dengan senyumannya yang khas, terhadap figur yang ada di sebelah kiri, yang menurut beliau terlalu muda. Saya cuma tersenyum. Namun saya memang membuatnya sangat muda. Itu adalah gambaran tentang orang-orang muda. 

Saat ini, ketika saya menulis di blog ini, menurut saya, figur itu mewakili banyak generasi muda di gereja-gereja masa kini yang belum siap dengan tantangan iman yang harus mereka hadapi. 

Kepada beberapa orang yang melihat gambar ini, sering kali saya berikan pertanyaan yang sederhana; "Apakah Anda bisa menduga, di mana Simon Petrus, Yohanes dan Yudas Iskariot, bahkan Tomas?"

Keempat figur tersebut memang dibuat secara khusus dalam gambar ini. Keempatnya digambar berdasarkan beberapa ayat dalam keempat Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Posisi salah satu figur memang tidak seperti yang digambarkan oleh Alkitab, namun gambar di atas adalah interpretasi saya dan rekonstruksi atas interpretasi itu.

Salah satu figur, yang berada nomor dua di sebelah kiri figur Yesus, dibuat dengan 'dandanan' yang terinspirasi dari Brett Michaels (vokalis Poison) atau Axl Rose (vokalis Guns N' Roses). Sampai sekarang saya tidak bisa menentukan, figur siapakah ini? Namun sering kali saya berpikir, dia seharusnya adalah Andreas. Anda tidak usah bertanya, kenapa saya berpikir demikian. Karena hal itu terlintas begitu saja.

Gambar ini dibuat di atas kertas yang sebenarnya digunakan untuk membuat sketsa dengan pensil. Setelah dibuat sketsanya, saya melanjutkan dengan penintaan. Penintaan memakai pena rapido: Rotring dengan mata pena 0.1, 0.3, 0.5 dan 0.7.
Sekarang, pertanyaannya, Anda bisa menduga di mana Simon Petrus, Tomas, Yohanes dan Yudas Iskariot?
Non mortui laudabunt Dominum ...