As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

27 October 2011

Carpe Noctem: Di balik penulisan surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika ...


Biasanya, setiap hari Rabu di jemaat-jemaat GPIB dilaksanakan Kebaktian Rumah Tangga. Yang hadir, di beberapa tempat, biasanya adalah cenderung ibu-ibu. Di tempat-tempat yang lain, kehadiran orang-orang dewasa dilengkapi juga dengan anak-anak.

Tempat yang menjadi jadwal pelayanan Firman pada hari Rabu, 26 Oktober 2011, GPIB Jemaat Gratia Bekasi, sektor pelayanan Nazareth, tidak saja dihadiri oleh orang-orang dewasa, tetapi juga oleh anak-anak. Jumlah kehadiran anak-anak itu hampir sebanding dengan jumlah kehadiran orang-orang dewasa.

Gambar comic strip di atas sebenarnya disiapkan untuk menjadi bagian dari proses pengajaran bahan Alkitab yang menjadi bahan renungan. Namun kehadiran anak-anak itu, kiranya, membuat gambar ini membantu mereka untuk memahami renungan yang disampaikan. Paling tidak, mereka tidak perlu berlari-lari ke sana ke sini lagi. 

Carpe Noctem adalah nama yang saya berikan pada kartun serial yang sedang saya kerjakan.  :)

  • Di Balik Penulisan 2 Tesalonika 3; pena, marker, art marker Prismacolor, kertas ukuran F4, Photoshop CS5

... non mortui laudabunt Dominum ...

22 October 2011

Bola baja, awan, robot, pelangi dan matahari


Waktu kita tidak akan membosankan ketika dilewati dan terbuang begitu saja, 
jika kita mengerjakan sesuatu. 
(LRJK)

1.]  Di laci meja kerja saya ada beberapa lembar kertas yang berfungsi sebagai kertas coret-coret. Lebih murah dari menggunakan Post It. Kertas itu sebenarnya berasal dari lembaran-lembaran kertas HVS yang sudah tidak dipakai lagi. Dari pada dibuang, jika memang bisa digunakan kembali, kenapa tidak digunakan saja?

2.]  Karena gambar ini merupakan gambar yang dibuat atas dasar iseng, maka tidak ada tema khusus dari gambar ini. Semua obyek yang digambarkan keluar begitu saja dari 'ruang khayal' saya. Yang pertama keluar adalah bulatan yang kemudian beralih menjadi bola baja. Lalu berbagai obyek di dalam gambar itu muncul begitu saja. Semuanya digambar langsung dengan pena dan diberi warna hijau jade (Jade Green) dengan menggunakan art marker Prismacolor.

3.]  Foto ini diambil tidak pada permukaan yang saya pakai untuk menggambar. Saya telah membalikkan kertas itu sebelum difoto.
  • Bola baja, awan, robot, pelangi dan matahari; pena dan art marker di atas kertas. 
Non mortui laudabunt Dominum

09 October 2011

Scutum Fidei


"... dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, ..."
(Efesus 6:16; Alkitab Terjemahan Baru, © LAI 1974)



Tidak mudah menjabarkan konsep iman Kristen yang disebut Tritunggal. Seringkali upaya menjabarkan Tritunggal menjadi semakin sulit.

Sejarah gereja pun menunjukkan kesulitan tersebut. Perbedaan pandangaan yang panas antara Irenaeus dan Origenes adalah contoh dari sulitnya memahami hubungan antara Bapa, Anak dan Roh dalam satu Tuhan. Kehadiran Arius di tengah konflik Irenaeus dan Origenes malah membuat konsep Tritunggal menjadi semakin melenceng.

Gambar segitiga dengan tulisan-tulisan di atas disebut Perisai Iman. Ada kaitannya dengan Efesus 6:16. Gambar tersebut, yang diperkirakan dimulai dari coretannya Petrus Alfonsi, sekitar tahun 1109, lazim disebut dalam bahasa Latin, bahasa yang digunakan pada saat itu (Latin Vulgata), Scutum Fidei (Shield of Faith). 

Kiranya gambar Perisai Iman di atas membuat orang memiliki bayangan yang lebih jelas atas konsep Tritunggal itu. Tidak perlu dijabarkan dengan narasi. Cukup direnungkan saja. Saya alami itu.

  • Ballpoint, marker; HVS paper F4; Photoshop CS5

05 October 2011

Balon-balon dalam catatan renungan ...

Sebuah catatan lagi ...


Saya bukan hanya sekedar mencatat. Tapi bagaimana caranya, ketika saya membuka kembali catatan itu, saya dapat menikmatinya, bahkan jauh lebih menikmati dari pada sebelumnya. Itu sebabnya, saya mencatat dan bereksperiman dengan garis-garis lengkung.

Catatan renungan yang dibuat pada saat persiapan pelayanan Firman hari Selasa, 4 Oktober 2011 lalu ini belum seberapa 'rumit', bila dibandingkan dengan catatan rapat-rapat gereja yang saya ikuti.  :)
Segala sesuatu menjadi lebih nikmat, kalau obyeknya sendiri berada di tempat yang nikmat. Sering kali kenikmatan itu harus kita ciptakan sendiri. 
"Apakah itu falsafah? Hmm ... "


Non mortui laudabunt Dominum ...

Jubah berwarna-warni yang maha indah itu malah diberikan pada Si Kecil ...


"Satu lagi. Baru sekedar sketsa ... "
- Pensil Stabilo Micro 2B di atas kertas Winsor & Newton 21.0 cm
x 29.7 cm - 

"Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain,
sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; 
dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia." 
(Kejadian 37:3; Alkitab Terjemahan Baru, © LAI 1974)


[1]

Dalam tradisi kuno dulu, kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang disimbolkan dengan pemakaian jubah. Dalam Kejadian 37 simbol kekuasaan itu diberikan oleh Yakub (Israel) kepada Yusuf. Hal ini justru membuat kakak-kakaknya menjadi jengkel setengah mati. 
"Kenapa harus Yusuf, adik yang pengadu itu, yang dihadiahkan jubah itu?"
"Mana jubahnya berwarna-warni lagi!!!"
"Hmmpf!!!"
Mereka tidak tahu, bahwa kelak Yusuf akan menjadi penguasa. Dia tidak hanya penguasa mereka dalam mimpi, di rumah Bapak mereka atau pun di rumah tangga orang lain. Dia, Yusuf, adik mereka itu, bahkan akan menjadi penguasa di seluruh Mesir.

[2]

Dalam perjalanan di bis patas AC Mayasari Bakti No. 63 Senen - Bekasi, saya mendapat ide itu begitu saja. Gambar sketsa ini dibuat, mungkin ketika bis meninggalkan Senen sampai  sebelum memasuki tol Rawamangun.

Saya akan membuat jubah yang dikenakan Yusuf berwarna-warni. Karena kata yang dipakai dalam teks Ibrani, jika diterjemahkan, adalah jubah warna-warni. Kata warna memakai bentuk jamak.

[3]

Materinya sudah mulai terkumpul. Terima kasih, Tuhan, Allah Bapaku. :)

Non mortui laudabunt Dominum ...