As for man, his days are as grass: as a flower of the field, so he flourisheth.
For the wind passeth over it, and it is gone; and the place thereof shall know it no more.

Psalms 103:15-16; KJV

21 May 2011

Convertat Dominus vultum suum ad te



Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, 
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

(Mazmur 90:12; Alkitab Terjemahan Baru, © 1974 LAI)


Gambar ini, yang berasal dari sebuah foto yang diberi sentuhan dari Photoshop CS2, merupakan kartu ucapan yang diberikan kepada Maya Shanti, isteri yang penuh kasih. Saya sangat mengasihinya. 

Ada sebuah lagu yang menggambarkan perasaan saya kepada Maya. Lagu itu dipopulerkan oleh John Michael Montgomerry dan Boyzone, tapi Eric Martin menyanyikannya dengan suara yang khas dan mengena dalam salah satu episode film sitkom Mad About You; I Love The Way You Love Me ...
And I love the way you love meStrong and wild, slow and easyHeart and soul, so completelyI love the way you love me
I could list a million thingsThat I love to like about youBut they all come down to one reasonI could never live, live without you ...
"Tuhan selalu menghadapkan wajah-Nya kepada setiap langkah hidup Mami ..." 


Non mortui laudabunt Dominum.

06 May 2011

Noli esse incredulous, sed fidelis




"... jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 

(Yohanes 20:27; © LAI 1974) 


Tomas tidak bisa diyakinkan dengan kata-kata, bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Padahal berita kebangkitan Tuhan Yesus disampaikan oleh rekan-rekannya sendiri. 


Memang ada baiknya untuk tidak percaya begitu saja terhadap setiap berita yang didengar. Dunia ini memang penuh dengan gosip. Sering kali kita terpaksa harus merepotkan diri untuk memilah, mana yang sebenarnya, mana yang sekedar bumbu penyedap cerita. Benang merahnya sama. Pasti kelihatan. Tapi kita jadi senewen karena bumbunya itu; macam masakan Padang yang kaya bumbu. Nyamm ...

Namun tidak jarang kita hanyut dalam rasa percaya. Bahkan telan mentah-mentah. Telan bulat-bulat. Tidak peduli pada bumbu cerita lagi.

Lain halnya dengan cerita kebangkitan Tuhan Yesus. Cerita tersebut, yang didengar Tomas, adalah cerita yang harus diimani. Murni pada iman adanya. Tetapi Tomas tidak bisa menerima begitu saja sebelum mencucukkan tangannya ke bekas luka di tangan dan lambung Tuhan Yesus. Saya membayangkan itu adalah sesumbarnya. Hmm ...

Namun, apa yang terjadi delapan hari kemudian? Dia benar-benar harus mencucukkan tangannya. Lalu keluar ucapan ungkapan imannya. Lebih tepat lagi, pengakuan imannya. Diucapkan dengan spontan; "Ya Tuhanku dan Allahku." 

Iman itu adalah keyakinan. Bukan percaya karena melihat, melainkan keyakinan yang muncul dari dalam diri. Sehingga, seperti kata Yesus; "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29)

Gambar di atas dibuat dalam rangka Paskah. Sebenarnya ada gambar lain yang mengilhami saya menggambarnya. Saya hanya ingin mencoba me-manga-kan peristiwa pertemuan Tuhan Yesus dan Tomas itu. Namun saya juga dipengaruhi dengan gambar-gambar line art para seniman yang dikaryakan oleh gereja Ortodoks. Terlihat dari goresan garis-garisnya.

Gambar dibuat dengan menggunakan technical pen ukuran 0.1; 0.3; 0.5 dan 0.7. Ada juga marker, yang dijadikan garis tepi obyek.

Noli esse incredulous, sed fidelis
  
Non mortui laudabunt Dominum.